pemalas : terpatri dalam hatri, eh, hati

PAGI DI SEKOLAH
(sms)
fahim : kumpulin tugas biologinya tar ea
gw : MAMPUS pny gw ancur

(at skul)
gw : eh tar jadinya bebas jm brp?
anak2 : tauk. eh2 gw lyt peer matem lo dong
gw : ...
anak2 : heyyy semuaa pinjem peer matemnya doongg??
gw : emm, bukannya tar gru2 pda karnaval ea?
anak2 : guru2 klz 3 kgag ad yg karnaval, skola mo ngarak qt juga kgag mnarik
gw : ...
anak2 : napa lo?
gw : gw kgag bwa buku sma skali

ABIS NONTON KARNAVAL
gw : eh cabut yok, uda jm sgini, pada les smw kan?
cipa : iya

setelah dirumah masing2
all : tar malem aja deh lesnya, capek gw

MALEM DI LES2AN
gw : eh pin, anak2 mana?
pinda : auk, gw ndrian dsni dr td, tentor jga kgag ada
gw : gmn sih nih (sambil nyatronin PC n akhirnya ngenet)
neka : ehh buruaN ayok
gw : napa?
neka : ke bazar smasa
gw : terus kgag les nih?
neka : ya kgag
gw : wokehh

something yg harus diluruskan dan dijelaskan, adalah bahwa rencana2 tidak terlaksana dengan sebagaimana mestinya. Sugar-Honey-Ice-Tea

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

yaa yaa yaa

Aah, membaca karya seseorang itu menyenangkan sekaligus menyebalkan. Menyenangkan karena memang aku menyukai membaca, sangat menyukai malah. Tapi membuatku nelangsa saat aku mencoba menuangkan sesuatu dari perbendaharaan kata-kataku. Seperti yang mereka lakukan. Karena saat aku mulai duduk dan berpikir, semuanya berubah gelap. Kurasa ada awan hitam yang berputar-putar di atas kepalaku dan mengguyur habis semua ide-ideku saat hujannya turun deras. Nah, saat satu paragraf kecil ini selesai kau baca, aku mungkin telah kehabisan imajinasi untuk menulis sesuatu. Aku telah basah kuyup dan rangkaian kalimat yang kuterawang tadi telah luntur. Kenapa menulis itu sulit sekali? Setidaknya untukku. Aku belum bisa menerima kenyataan bahwa apa yang dikatakan orang-orang tentang bakat menulisku itu keliru. Oh tidak, jangan! Meskipun setiap kegagalan sering membuatku merasa bodoh, aku tetap menikmatinya. Ya, sepertinya aku terlalu mencintai menulis sehingga tak pernah bosan aku melakukannya dan mendapati tulisanku berhenti secara “complicated ending”. Aku selalu menulis seperti itu. Ok, ok mungkin tidak selalu. Tapi aku belum ingin berbangga dengan 1-2 tulisan menyedihkan yang selesai. Aku menulis dengan perasaan. Saat perasaanku sedang sangat iri pada kesuksesan tulisan seseorang, atau saat aku berperasaan bahwa “hey, kata-kata ini bagus juga”. Lalu aku pun mulai menulis. Dan seperti yang kukatakan tadi, tak jarang berakhir tanpa akhir. Sepertinya aku punya ADD. Perhatianku mudah sekali teralih. Pada....(teralih). Aku baru saja melongok ke TVku dan melihat logo production house sebuah film. Kurasa aku akan mulai menonton.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments